Perkenalkan namaku Andi, kejadian ini terjadi sebelum aku menikah dan
berkeluarga, dulu aku tinggal di kota P di bilangan Jakarta Pusat, di
belakang rumahku tinggal keluarga M. Sebenarnya dia masih ada famili
jauh, tapi hubungan saudaraku hanya dengan bapaknya yang sepupu dari
ibuku, sedangkan Iis adalah anak yang dibawa dari istri Omku M karena
dia menikahi janda teteh I dari daerah bogor.
Saat aku masih dibangku SMP hingga SMA aku suka main dirumahnya, dan
karena pengaruh dari buku-buku porno dan juga film BF aku mulai berani
memegang-megang bagian sensitif dari tubuh Iis, keluarga M tidak curiga
karena aku masih mereka anggap saudara atau keponakan walau jauh. Dulu
sering saat dia sedang menyapu aku peluk dari belakang dan meraba-raba
payudaranya atau saat aku menginap aku meremas-remas tangan dan mengelus
pahanya, Iis masih lugu saat itu dan hanya respon birahi yang dia
berikan tanpa dia mengerti harus bagaimana saat itu, akupun sering
beronani dan membayangkan seandainya aku bersetubuh dengannya.
3 tahun berlalu, dan kini aku bekerja diperusahaan export import, Iis
pun menikah dengan W pria yang juga masih tetangganya di kota P. W
adalah pria yang berpenghasilan dengan menjadi tukang ojek. Aku sudah
tidak tinggal di kota P, tapi kost di daerah T yang masih dalam wilayah
Jakarta juga, hal ini agar dekat dengan tempat aku bekerja. Saat itu aku
sedang dinas luar, dan karena kebetulan lewat daerah P, maka aku
sempatkan mampir kerumah Om M untuk sekedar beristirahat sebentar,
ternyata Om M sedang kerja dan teteh I sedang menunggu warung nasinya,
yang ada hanya adik Om M yang tuna rungu atau bisu. Saat itu pernikahan
Iis baru 1 tahun, saat aku datang dia sedang menonton sinetron di
televisi dan mengenak daster tanpa lengan.
"Hai Is.. Apa kabar?" sapaku.
"Eh Andi.. Lama ngga keliatan, ayo masuk.. Tumben, ada apa nih?" sahutnya lembut.
"Kebetulan aku lewat sini jadi sekalian mampir" jawabku.
Dia membuka lemari es dan memberikanku segelas air dingin, setengah jam
kemudian dari mulutnya meluncur cerita tentang W sang suami, dulu
suaminya itu tukang jajan ke tempat prostitusi dan jika berhubungan
intimpun hanya sebentar.. Kadang penisnyapun tidak mau ereksi. Aku
mendengarkan ceritanya dengan santai, dan akhirnya dia mengatakan soal
aku dan dia dulu yang membuat jantungku berdegup keras.
"Jadi ingat dulu ya di? Saat kita masih.."
Kujentikkan jariku dimulutnya agar tidak meneruskan kalimatnya dan
secara spontan kuremas jemari tangannya, dan kulumat bibirnya dengan
penuh bernafsu serta kupeluk tubuhnya erat. Iis melenguh tanda birahinya
juga mulai memuncak.
"Arghh.. Di.. Ohh.."
Peniskupun sudah sangat tegang seakan akan loncat dari tempatnya dibalik
celana panjang kerjaku. Kini kuarahkan lidahku ke lehernya, kemudian
turun kebelahan dadanya, isis makin mendesah hebat dan reflek tangannya
membuka reluiting celanaku dan mencari penisku yang sudah menegang
keras. Dikocoknya penisku lembut dan perlahan, rasa nikmat menjalar
diseluruh tubuhku. Kubuka tali dasternya dan kini Iis hanya mengenakan
bra dan celana dalamnya saja..
Sedangkan jari jemari Iis mulai melepas kemejaku, dan dengan lihai dia
melepas celana panjangku, ku buka bra yang menutupi payudaranya yang
masih terhitung kencang karena Iis belum mempunyai anak, kujilati dan
kuremas pelan kedua bukit indahnya itu..
"Shh.. Andi.. Oh.. Andi.. Sayanng.. Enaak.. Ahh" desahannya membuat libidoku makin meninggi dan meledak-ledak.
"Ka.. Mu.. Sek.. Si iss.. Ssh.." ucapku terputus-putus karena gelegak birahi yang meletup-letup.
Rasa penasaranku pada saat aku masih duduk dibangku dibangku sekolah
harus kutuntaskan, toh dia kini sudah ada yang punya, pikirku. Aku tak
membuang banyak waktu, kulepaskan celana dalamnya yang berwarna putih
dan kulepaskan juga celana dalamku, hingga penisku kini berdiri tegang
bebas dan siap menuju lubang surgawi milik Iis..
Kuarahkan mulutku keliang vaginanya.. Lalu mulai kujilati vaginanya yang
sudah basah karena dia sudah mengalami birahi yangs angat tinggi, dan
sesekali kuhisap itilnya yang kemerahan.
"Uff.. Andi.. Ka.. Mu apakan me.. Mek iiss.. Akh.. Bang W tidak per.. Nah lakukan ini.. Ouh.. Ssh.. Arghh"
Iis mulai meracau, mungkin suaminya karena dulunya sering jajan diluar
makanya jarang atau bahkan tidak mengerti apa itu foreplay. Kesempatan..
bathinku..
Jilatanku makin menggila dan Iis mengoyangkan pinggulnya kekiri dan
kekanan pertanda dia sudah lupa diri dan lupa segala-galanya bahwa kini
statusnya adalah istri W.
"Ohh.. Andii.. Iis.. Ga tahaan.. Masukiin doong.. Pleasee.. Ahh.. Masukin kontolmu di.. Ahh.."
Kulihat Iis sudah tidak sabar lagi untuk menggapai orgasme dan membuka
vaginanya lebar-lebar dengan melebarkan kedua kakinya.. Kuhujamkan
penisku ke memeknya yang sudah basah.. Lebih mudah bagi penisku dan
langsung masuk kedalam vaginanya..
"Oughh.. Arghh.. Ohh.. Kontol Andi enak.. Ahh.. Coba da.. Ri du.. Lu ann.. Ohh"
Iis meracau tak karuan, kugenjot penisku keluar masuk liang surgawinya
dan lambat laun makin cepat dan cepat, sehingga menimbulakn suara
"Plokk.. Plok.." diseluruh ruangan..30menit berlalu kuhujamkan penisku
kedalam liang surgawinya, tiba-tiba.. Memeknya menjepit keras penisku
dan dia memmeluk erat serta menggigit putingku.. Rupanya dia sebentar
lagi akan orgasme.. Kupacu penisku lebih cepat dan tubuhnya
menggelepar-gelepar karena nikmat.
"Andii.. Iis ke.. Lu.. Arr.."
"Iya.. Sayang.. Aku juga.. Sebeenn.. Tar lagii" ucapku menderu..
Karena penisku juga sudah mengeras dan berdenyut-denyut siap memuntahkan laharnya..
"Iiss.. Ohh.. Aku.. Juga.. Ke.. Luarr..".
Tubuhku ambruk didadanya, dengan tubuh berkeringat kuelus payudaranya dan kucium bibirnya..
"Is.. Barang kamu enak.."..
"Barang kamu juga di.. Ahh.." sahut Iis lemas tak berdaya.
Tanpa kami sadari ada sepasang mata mengawasi dari tadi, bahkan mungkin
dari awal, kulirik ruangan sebelah yang hanya tertutup tirai, kulihat
disebelahku Iis sudah tertidur pulas karena kelelahan, kuhampiri orang
yang mengintipku sejak tadi, ternyata dia adalah adik omku M yang bisu,
tanpa sehelai benangpun kuhampiri dia, adik omku ini bertubuh agak gemuk
dan kulitnya agak kecoklatan, dia hanya menatap penisku yang kini sudah
mulai kembali tegang. Kutunjuk dengan jari kearah penisku dengan maksud
apakah dia menginginkan ini juga seeprti yang dilihatnya tadi.
Kuraih tangannya untuk memegang penisku, tangannya gemetar karena aku
tahu pasti dia belum pernah disentuh laki-laki apalagi diraba, aku takut
ada orang lain lagi yang datang dan ada mata lain yang menangkap basah
perbuatanku ini, maka segera kubuka bajunya dan seluruh pakaian
dalamnya, kusedot dan kuhisap payudaranya dan kumasukkan jariku ke dalam
vaginannya..
"Uhh.. Mphh.. Shh" Mbak M mulai keenakan karena mungkin dia sudah horny
dari tadi melihat adeganku dengan Iis, kuhujamkan penisku agak keras
kelubangnya yang masih virgin alias perawan, kututup mulutnya agar tidak
berteriak atau mengeluarkan suara keras, hingga membangunkan Iis atau
terdengar oleh yang lain.
Kugenjot makin cepat dan cepat, Mbak M kusuruh menungging dan tangannya
berpegangan pada bibir ranjang, kugenjot penisku keluar masuk, tiba-tiba
dia berbalik lalu denga ganasnya memegang penisku untuk dimasukkannya
ke memeknya dari depan lalu mengajakku jatuh keranjangnya, kugenjot lagi
dia dengan posisi normal seperti yang dia inginkan..
"Mph.. Argh.. Uhh.. Ah.. Akhh" karena bisu dia tidak bsia mengatakan
akan orgasme atau keluar, maka dia memeluk erat dan menggigit leherku
lalu terkulai lemas dengan mata terpejam, aku harus orgasme juga
dengannya, pikirku..
Tidak perduli dia sudah terkulai lemas dan memejamkan mata, kugenjot dia
cepat dan penisku mulai berdenyut-denyut agak lama kini aku mengalami
orgasme, karena sepengetahuanku, jika pada permainan kedua laki-laki
akan mempunyai daya tahan yang agak lama. Nafasku mulai membur dan
sambil kugenjot memek Mbak M yang sudah basah itu kucumbui bibirnya
walaupun Mbak M tidak merespon atau mungkin tidak tahu bagaimana cara
berciuman.
"ssh.. Mbak.. Aku mau munn.. Cratt.. Arghh" kutumpahkan spermaku didalam liang vaginanya yang hangat..
Ahh.. Nikmat sekali istirahatku siang ini.. Kukenakan pakaianku dan kubangunkan Iis untuk berpamitan, sambil kubisikkan padanya.
"Lain kali kita ketemu diluar ya?" Iis hanya menjawab dengan anggukan dan senyuman.
Setelah kejadian itu aku dan Iis beberapa kali bertemu di hotel dan
mengulang serta mereguk dahaga akan seks diantara kami berdua, sampai
akhirnya setahun aku tidak bertemu dengannya lagi. Kudengar kini Iis
sudah mempunyai seorang anak dari pernikahannya dengan W.
Entah kenapa sejak pagi ini aku terus memikirkan Iis, rasa rindu untuk
bersetubuh lagi dengannya begitu kuat dan menggebu, hingga akhirnya
kuberanikan diri kembali untuk datang ke rumahnya siang ini disela waktu
kerjaku. Kuketuk pintu beberapa kali, seperti biasa rumah itu terlihat
lengang dan sepi. Agak lama aku menunggu di muka pintu sampai akhirnya
pintu terbuka dan yang membukakannya adalah Imah adik Iis, perlu juga
aku ceritakan bahwa Omku MJ menikah dengan seorang wanita ynag sudah
menjanda 2 kali yaitu teteh I dan dia membawa 2 orang anak yaitu Iis dan
Imah dan keduanya berlainan bapak.
"Eh Kak andi, sudah lama nggak ketemu.. Masuk Kak," ucap Imah seraya membuka pintu.
Suasana rumah persis seperti dulu aku datang lenggang dan sepi.
"Pada ke mana Mah?" ucapku basa-basi.
"Mama jaga warung, Papa kerja.." jawab Imah, "Engg.. Kalo Kak Iis?" tanyaku lagi cepat.
"Kak Iis sudah nggak tinggal disini, dia ngontrak dengan Om W di kota T," lanjutnya.
Ada rasa kecewa dihatiku karena segala hasrat dan pikiran kotorku sejak
pagi ini tidak kesampaian. Imah adalah gadis yang beranjak dewasa,
tubuhnya ramping dan agak kecil. Tapi kulitnya benar-benar putih mulus
dan bibirnya merah merekah yang membuat lelaki manapun akan gemas
melihatnya. Saat itu Imah hanya mengenakan kaos you can see/kaos tanpa
lengan dan celana pendek olahraga yang sangat pendek dan minim. Sempat
aku menelan ludah melihat pahanya yang mulus dan menantang itu, tapi aku
berusahan sebisa mungkin menahan gejolak nafsu yang sejak pagi ini
begitu menggebu.
"Imah masih sekolah ya?" tanyaku untuk menghilangkan kegalauan.
"Ihh.. Enak aja, makanya Kak Andi sering-sering main dong ke sini, sekarang Imah sudah kerja tauu.." ucapnya dengan gaya manja.
"Oh ya? Wah nona Imah yang cantik ini sudah besar rupanya ya?" lanjutku.
Kulihat Imah tersipu malu, terlihat dari wajah putihnya yang merona
merah. Entah keberanian dari mana, tiba-tiba kata-kata ini meluncur dari
mulutku, "Imah.. Sekarang kamu bener-bener cantik dan sexy deh.."
ucapku sambil menelan ludah.
"Ihh.. Kak Andi gombal ah.." balasnya seraya tertawa renyah dan mencubit pahaku.
"Ehh... Berani nyubit Kak Andi ya? Sakit tau.." jawabku sambil pura-pura menunjukkan rona muka kesakitan.
Kukejar dia yang mencoba menghindar dan berlari kecil dariku. Tiba-tiba
Imah terjatuh di karpet ruang tamu karena tersandung pinggiran sofa,
akupun tidak kehabisan akal, kuikuti dia dan ikut pula pura-pura
terjatuh dan menindih tubuhnya yang telentang di karpet ruang tamu.
Tubuhku merapat dengan tubuhnya, dadanya yang tidak terlalu besar tapi
sexy itu naik turun seakan menahan gejolak, bagi gadis remaja yang mulai
beranjak dewasa itu.
Kupandangi mata dan bibirnya yang merakah itu, spontan saja kubelai
lembut rambut dan keningnya, tidak ada gerakan penolakan darinya..
Bahkan ketika kucium bibirnya dan melumatnya dengan penuh bernafsu..
Imah tidak menolak, bahkan melayani pagutan demipagutan bibirku. Lidah
kami slaing mnejelajah dan nafas kami berdua mulai tak teratur, dan
terdengar menderu terpacu birahi. Tanganku bergerilya dibalik kaosnya,
dengan lihai kubuka ikatan tali bra miliknya yang menutupi kedua buah
dadanya.
Terasa detak jantung Imah berdegup keras, mungkin dia belum pernah
diperlukan seperti ini oleh lelaki ataupun pacar-pacarnya dulu. Kuangkat
kaosnya sebagian keatas, hingga kini buah dadanya terlihat jelas
dipelupuk mataku, sambil terus kupagut bibirnya, kuremas lembut
payudaranya dari bawah sampai puncak putingnya. Imah menggelinjang hebat
dan mulai mendesah hebat sambil memejamkan matanya..
"Ahh.. Kak.. Ann.. Ouhh" desahnya membuat libidoku makin meninggi.
Lalu lidahku turun kelehernya.. Kebelahan dadanya.. Dan akhirnya kujilati dan kusedot teteknya yang mulai mengeras.
"Arghh.. Kakk.. Ughh.. Mphh.." Imah mendesah penuh nimat, sambil terus
kujilat dan kusedot putingnya, kubuka celana pendeknya, hingga Imah
hanya mengenakan celana dalamnya saja yang berwarna biru. Kuraba
permukaan vaginanya yang masih tetutup CD, kuremas-remas pelan dan
kusodok-sodok dengan jari jemariku yang lihai menggerayangi mekynya.
"Uhh.. Kak.. An.. Di.. Ahh.. Aduhh.. Kak.. Kok. Gi.. Ni sih ahh.. E..
Nakk.. Ohh.." Imah sudah mulai meracau tak kuasa menahan nikmat yang
menghinggapi sekujur tubuhnya. Kubuka celana panjangku dan kutuntun
tangannya untuk menggengam penisku., kugerakkan tanganya agar membuat
gerakan mengocok penisku yang sudah begitu snagat tegang dan tak sabar
ingin meraih kenikmatan.
Kulepaskan celana dalamnya, yang tertinggal kini hanya mey-nya yang
ditumbuhi bulu-bulu halus dipermukaannya. Kuarah lidahku ke liang
kewanitaannya, Imah terhenyak kaget dan matanya terbelalak, karena
seumur hidup dia belum pernah diperlakukan seperti ini padanya.
"Kakk.., Uhh.. Ge.. Lii.. Ahh.. Kak.. Andi.. Mphh.. Geli.. Uohh.. Enak..
Me.. Mek Imah.. Ahh.." racau Imah tidak karuan, memeknya mulai basah
pertanda birahinya sudah sangat memuncak. Kuarahkan penisku keliang
vaginanya, sempit dan tertahan sesuatu..
"Kakk.. Arghh.. Sa.. Kiit.. Imah.. Takut Kak.." ujarnya terputus-putus antara sakit dan nimat.
"Takut apa Mah?" ucapku masih dengan nafas menderu.
"Imah takut hamil kakak.." ujarnya lagi.
"Kalau hanya sesekali tidak akan hamil Mah.." rayuku karena nafsuku
sudah begitu membludak, diotakku hanya berkata bahwa hari ini aku harus
mereguk kepuasan dari gadis ramping dan mulus ini.
"Ja.. Ngan disini Kak.. Imah takt.. Nan.. Ti ada orang.." nafasnya masih tak teratur.
"Jadi Imah mau kita ke hotel? Emangnya Imah nggak kerja?" lanjutku.
Imah menggeleng, "Imah lagi off Kak.." karena dia bekerja sebagai SPG di
sebuah mall makanya liburnya justru pada saat hari kerja.
Kupacu motorku kedaerah menteng, dan kucari hotel yang bertaraf sedang,
tidak terlalu mewah tapi cukup untuk berdua tuntaskan hasrat, dalam hati
aku tertawa, gila.. Dulu hotel ini kupakai bersama Iis, kini dengan
Imah adiknya walau mereka berasal dari dua bapak yang berbeda. Kuparkir
motorku dan bergegas menuju resepsionis, agak tergesa memang, karena
nafsuku yang sempat membludak tadi menjadi tertunda.
Sesampai dikamar hotel kulumat rakus bibirnya dan smabil dengan posisi
berdiri kami tanggalkan semua pakaian yang melekat ditubuh kami. Bagai
dua orang yang sangat haus dan lapar akan seks, kami berdua saling
bercumbu dan berguling diranjang hotel yang empuk, kini Imah benar-benar
meluapkan nafsunya karena sudah tidak ada lagi rasa khawatir di
didrinya akna ada orang yang melihat. Kujilati tetenya yang mengeras dan
kusedot putingnya membuat Imah mendesah dan meracau sejadi-jadinya.
"Kakaak An.. dii ahh.. Teruuss.. Terussiin kaka.. Auhh.. Imahh enakk
nihh.." Imah menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan benar-benar
kewalahan akan seks dan kenikmatan yang baru direguknya.
Kujilati memeknya yang basah oleh cairan, kujelajahi liang surgawinya
dengan lidahku dan sesekali menghisap dan menggigit kecil klitorisnya,
tubuhnya menggelepar.. Tanganya meremas rambutku dan Imah menggigit
bibirnya saking nikmatnya. 10 menit berlalu dan jilatanku pada memeknya
makin liar dan menjadi-jadi. Tiba-tiba tubuhnya mengejang, tangannya
mencengkram rambutku begitu kuat, setengah histeris Imahh berteriak dan
mendesis..
"Ahh.. Kaa.. Imaahh.. Ke.. Luarr.. Ahh.."
Lalu semenit kemudian tubuhnya lunglai dan terkulai lemas diranjang.
Kubiarkan Imah menikamti orgasmenya.. Kujilati tetenya dan sesekali
kuciumi bibirnya, sampai akhirnya libidonya kembali bangkit. Kuarahkan
penisku kemulutnya, Imah sempat menggelemg tidak mau melakukannya.
"Imah belum.. Pernah Kak.." ucapnya pelan.
Aku tersenyum dan berkata, "Pelan-pelan Mah.. Kak Andi ajari.."
Pertama Imah mengoral penisku terasa giginya mengenai batang penisku dan
membuat ngilu, tapi 5 menit kemudian dia sudah lihai dan benar-benar
pandai mengocok penisku dimulutnya.. Penisku makin mengeras dan Imah
makin ketagihan dan makin cepat mengocok penisku didalam mulutnya, aku
mengerang penuh nikmat..
"Arghh.. Imah.. Oh.. Ka.. Mu pintarr.. Sayaang.. Ohh.. Iya teruss.. Enaak.." racauku.
Kukeluarkan penisku dari mulutnya, lalu kuarahkan pada vagina yang sudah
licin setelah orgasmenya yang pertama tadi, kini penisku setengah masuk
ke memeknya..
"Ouh.. Maasih.. Sa.. Kit Kak..". ucap Imah denga wajah meringis..
Kutarik keluar pelan-pelan.. Lalu kuhujamkan lagi lembut, makin lama
penisku makin terbenam kedalam liang memeknya yang sempit.. Dan ketika
kurasa tinggal sedikit lagi kutekan agak keras..
"Ahh.. Kakk.. Imah setengah menjerit"
Karena kaget ketika seluruh penisku amblas didalam liangnya. Kumaju
mundurkan pantatku, dan terdengar suara decakan dari liang surgawinya,
kugoyang sedikit penisku sehingga membuat memek Imah berdenyut-denyut.
"Ahh.. Kakakk.. Enaak.. Kak.. Benerr.. Dehh.. Uhh.. Teruss.. Imah.. Inginn.. Ini.. Teruss.. Ahh," racau Imah lagi.
Kugenjot makin cepat.. Cepat dan cepat..
"Imahh.. Ohh.. Memekmu sempit mah.. Uhh.. Nikmatt" desahku ke enakan..
"Kak andi.. Ihh.. Kok ginii sihh.. Enakk bangett.. Ahh.. Imahh nggak tahaan nih.. Kakk.." Imah mendesah hebat.
Genjotan penisku di liang memeknya makin menggila dan kurasakan penisku
mulai berdenyut-denyut siap memuntahkan sprema. Tubuh Imah bergetar dan
mengejang hebat..
"Kakk.. Ahh.. Teruss.. Dikiit lagi.. Imahh mau.. Keluarr lagii.. Ouhh," desah Imah panjang mengiringi orgasmenya.
Akupun ingin tuntaskan permainanku dan mencapai orgasme.. Aku menggeram hebat dan nafasku makin menderu..
"Aku.. Ju.. Ga.. Ma.. Uu.. Keluarr Mahh.. Arhh"
Tubuhku terkulai lemas diatas tubuhnya, kami bersimbah peluh dan saling
tersenyum penuh nikmat. Kamipun melakukannya lagi dan benar-benar
memuaskan dahaga seks kami berdua hingga siang berganti malam